Dengan kondisi umat yang saat ini masih terjajah maka tidak heran kita perlu memperingati Maulid Nabi. Diharapkan dengan memperingati Maulid Nabi SAW, akan membangkitkan kembali semangat untuk mencontoh perjuangan Rasulullah dan bagaimana Sholahuddin Al Ayubi berhasil membebaskan Masjidil Aqsha di masa yang lalu dengan mengobarkan semangat tersebut dengan menteladani Rasulullah dan memelihara semangat perjuangannya sangat penting apalagi dengan kondisi masyarakat yang saat ini belum benar-benar terbebas dari penjajahan dibidang ekonomi maupun bidang lainnya serta semakin maraknya kerusakan moral yang terjadi dimasyarakat.
Muhammad Rasulullah saw. dilahirkan di tengah-tengah keluarga Bani Hasyim di Makkah el Mukarramah di bulan Rabi’ul Awwal (musim bunga), pada hari Senin, tanggal 12 Rabi’ul Awwal permulaan tahun dalam peristiwa gajah (al fiil); bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 April tahun 571 M, dan empat puluh tahun setelah berkuasanya Kisra Anusyirwan di Parsi.
Saat itu, yang menjadi bidan untuk merawatnya adalah Siti Syifa’, ibu dari sahabat Abdurrahman bin ‘Auf R.Anhu.
Beliau lahir nama beliau Muhammad (yang terpuji), ayahnya Abdullah (hamba Allah), ibunya Aminah (yang memberi rasa aman), kakeknya dipanggil Abdul Muthallib yang namanya adalah Syaibah (orang tua yang bijaksana), sedangkan yang membantu ibunya melahirkan bernama Asy-Syifa’ (yang sempurna dan sehat), serta yang menyusukannya adalah Halimah As-Sa’diyah (yang lapang dada dan mujur). Semua nama-nama itu, sungguh telah mengisyaratkan keistimewaan berkaitan dengan Nabi Muhammad SAW yang dipilihkan oleh Allah Azza wa Jalla.Walaupun ada juga sebagian ulama tarikh yang berpendapat bahwa beliau lahir pada subuh pagi Senin tanggal 9 Rabi’ul Awwal tahun Fil pertama,Pada awal masa remajanya, Rasulullah SAW biasa mengembala kambing di kalangan Bani Sa’ad. Pada usia dua puluh lima tahun, seorang saudagar kaya bernama Khadijah binti Khuwaylid al As’ad telah mendengar tentang kejujuran, kredibilitas dan kemuliaan akhlaq Muhammad. Siti Khadijah telah mengirim utusan kepada pemuda Muhammad bin Abdullah dan menawarkan kepadanya agar berkenan berangkat ke Syam untuk menjalankan barang dagangannya.
Beliau menerima tawaran itu, dan kemudioan berangkat ke Syam membawa barang dagangan Khadijah binti Khuwaylid dengan disertai Maisarah.
Dua bulan sepulang beliau dari negeri Syam, dengan tawaran Khadijah melalui sahabatnya Nafisah binti Munyah, Muhammad SAW menikah dengan Siti Khadijah, dengan maharnya menurut setengah riwayat dua puluh ekor onta muda.
Semua putra-putri beliau, dilahirkan dari rahim Siti Khadijah r.a., adalah Al-Qasim, kemudian Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fatimah dan Abdullah yang bergelar Ath-Thayyib dan Ath-Thair. Semua putra beliau meninggal dunia selagi masih kecil. Sedangkan semua putri beliau sempat menjumpai Islam, dan mereka masuk Islam serta ikut hijrah. Hanya saja mereka semua meninggal dunia selagi Rasulullah SAW masih hidup, kecuali Fathimah. Fathimah meninggal dunia selang enam bulan sepeninggalan beliau.
Ada juga anak Rasulullah SAW bernama Ibrahim yang lahir dari isteri beliau Maria Al Qibthiyah, seorang isteri yang beliau terima dan nikahi sebagai tanda persahabatan dengan Muqauqis dari Mesir, ketika Muhammad telah diangkat menjadi Rasulullah SAW.
ass….pak piya kabare lan kapan imtihan….wah tambah gaul wae saiki…….syarif wajak
Al Hamdulillah U gmn kbrnya oh ia Imtihan tanggal 29 Juni 2009 oh ia jgn lupa oleh2nya yaaaa punya facebook kagak?
email aq yang baru nih Khofi_mlg@yahoo.co.id
marilah kita teladani & ikuti apa yang dicontohkan Rasulullah + tetap iman islam. amin
bagus tuh